Fastrac
appleplay store
Home > Blog >
bisnis

Tantangan Ekonomi dan Daya Beli Masyarakat Menjelang Ramadhan 2025

Author : Fastrac
Mar 18, 2025

Peran Kunci Ritel dalam Menopang Konsumsi di Tengah Kesulitan Ekonomi. Simak penjelasan berikut mengapa ekonomi di bulan Ramadhan 2025 menurun.

Ramadhan sedang berlangsung dan lebaran 2025 akan segera tiba, periode yang biasanya ditandai peningkatan signifikan konsumsi masyarakat dibanding hari biasa. Meski ekonomi sedang menghadapi tekanan, pelaku usaha ritel optimis menargetkan penjualan hingga Rp75 triliun selama periode tersebut. Target ini didukung sejumlah program strategis, seperti:

  • Friday Mubarak: Diskon nasional yang berlangsung dari 28 Februari hingga 31 Maret 2025.
  • BINA Lebaran: Inisiatif HIPPINDO dan APPBI untuk mendorong belanja produk lokal.
  • Bazar Ramadan dan Lebaran Sale: Kolaborasi dengan idEA untuk memperluas penjualan daring.

 

Dukungan Data Historis dan Pertumbuhan Konsumsi

Pada Ramadhan 2024, konsumsi rumah tangga di kuartal I tumbuh 4,91% (yoy), dengan kontribusi terhadap PDB mencapai 54,93%. Sektor transportasi, restoran, dan hotel menjadi penyumbang utama. Penjualan eceran Maret 2024 melonjak (IPR 235,4; +9,3% yoy), terutama di kategori sandang (+20,6%), suku cadang (+17,3%), dan makanan/minuman (+10,4%). Namun, pertumbuhan ini lebih rendah dibanding kuartal II 2023 (5,32% yoy), menunjukkan perlambatan tren.

Faktor Penghambat Daya Beli di 2025

Inflasi Rendah dan Deflasi: Inflasi tahunan Januari 2025 hanya 0,76% (yoy), sementara deflasi bulanan mencapai -0,76% (mtm) akibat diskon listrik 50% untuk rumah tangga berdaya 450-2.200 VA.

PHK Masif: Sepanjang 2024, 77.965 pekerja kehilangan pekerjaan, dan pada Januari 2025, tambahan 4.050 orang terdampak PHK (data KSPN). Hal ini memperburuk daya beli kelompok rentan.

Proyeksi dan Harapan di Tengah Ketidakpastian

  • Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian) menyatakan program diskon dan promosi diharapkan meningkatkan konsumsi domestik serta mendukung UMKM.
  • Budi Santoso (Mendag) menargetkan Rp30 triliun dari program BINA Lebaran, dengan fokus pada produk lokal.
  • Piter Abdullah (Segara Institute) memproyeksikan kenaikan konsumsi karena tradisi mudik, meski skalanya lebih rendah. Data Kemenhub menunjukkan perkiraan 193,6 juta orang akan mudik pada 2024 (naik dari 123,8 juta di 2023).

 

Tradisi vs. Realita Ekonomi

Meski PHK berpotensi mengurangi pengeluaran, mudik tetap menjadi prioritas. Piter mencatat, pekerja yang terkena PHK mungkin pulang kampung lebih awal untuk mencari peluang baru, tetapi belanja mereka diprediksi lebih hemat